SEJARAH DESA SEWAKA

Desa Sewaka berasal dari kata pasewakan yang artinya tempat perkumpulan.

Cerita dimulai ketika ada seorang putri bernama Putri Seroneng yang menikah dengan Pangeran Moneng. Sebelumnya ada seorang patih bernama Patih Jungsari yang menyukai Putri Seroneng namun patih tersebut tidak dapat menikahi putri Seroneng dikarenakan sang putri menyukai Pangeran Moneng. Namun, Patih Jungsari ingin tetap memiliki Putri Seroneng sehingga Patih Jungsari mencari cara untuk membunuh Pangeran Moneng.

Kemudian, Pangeran Moneng diminta Patih Jungsari bersama-sama untuk melihat wilayah Pemalang. Pada saat perjalanan Pangeran Moneng dilarang membawa prajurit. Akhirnya perjalanan dimulai, Pangeran Moneng dan Patih Jungsari tiba di Randudongkal. Lalu turun ke Desa Karangmoncol dan berlanjut ke Desa Semingkir.

Di desa tersebut Pangeran Moneng mulai disingkirkan dengan teman-temannya. Mulanya Pangeran Moneng bersama 3 sampai 4 orang namun sekarang disingkirkan sendiri. Tiga orang melanjutkan perjalanan ke Pemalang, namun Pangeran Moneng digiring oleh Patih Jungsari ke Pegiringan. Lalu, digiring ke arah timur ke Desa Wanarata. Di desa ini, Patih Jungsari sudah mempersiapkan prajurit-prajuritnya untuk membunuh Pangeran Moneng. Ketika Pangeran moneng ini sendirian prajurit dari Patih Jungsari memulai aksinya untuk membunuh Pangeran Moneng.

Perjalanan ke Pemalang Pangeran Moneng berjalan kaki karena kereta yang digunakan ditinggal di Desa Wanarata. Kemudian, disepanjang perjalanan Pangeran Moneng masih di ganggu oleh prajurit hingga akhirnya Pangeran Moneng tidak kuat dan sampai di Desa Pegongsoran. Di desa tersebut Pangeran Moneng masih di pukuli oleh prajurit, sementara prajurit dari Pangeran Moneng sudah tiba di daerah Paduraksa. Di Desa Paduraksa terjadi pertengkaran yang besar. Lalu, sebelum kesana orang-orang dari Pangeran Moneng mengadakan perkumpulan untuk mendiskusikan bagaimana menghadapi prajurit Patih Jungsari.

Oleh karena itu, tempat kumpulnya orang-orangnya Pangeran Moneng di sebut Pasewakan. Seiring berjalannya waktu, pengucapan masyarakat yang semakin berubah Pasewakan berubah menjadi Sewaka.

Maka, saat ini tempat tersebut dinamakan Sewaka atau Desa Sewaka.